Receh.in — Emiten ritel dan investasi PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025, dengan laba bersih tumbuh 12,55% year-on-year (yoy) menjadi Rp838,66 miliar, dibandingkan Rp745,08 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba ini terutama ditopang oleh kontribusi lebih tinggi dari entitas asosiasi dan ventura bersama, yang menjadi pilar utama pendapatan DNET — termasuk kepemilikan strategis di jaringan ritel Indomaret.
Kontribusi Indomaret Jadi Penopang Utama
Sepanjang Januari–September 2025, bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama mencapai Rp705,06 miliar, naik dari Rp607,78 miliar di tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut mencerminkan kinerja operasional Indomaret yang masih tangguh, di tengah persaingan ketat di sektor ritel dan tren belanja harian masyarakat yang stabil.
Selain itu, DNET juga mencatat pendapatan kontrak dengan pelanggan sebesar Rp1,22 triliun, naik 16,19% yoy dari Rp1,05 triliun pada 9M24. Pertumbuhan ini menunjukkan keberhasilan ekspansi perusahaan di lini usaha lain seperti distribusi dan logistik pendukung jaringan ritel.
Namun, beban penjualan turut meningkat menjadi Rp841,84 miliar dari Rp712,82 miliar, seiring ekspansi bisnis dan kenaikan biaya distribusi yang dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar.
Laba Usaha Tumbuh, Neraca Makin Kuat
Setelah memperhitungkan seluruh beban dan pendapatan lainnya, laba usaha DNET melonjak 16,6% menjadi Rp990,65 miliar, dari Rp849,67 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, beban keuangan yang mencapai Rp408,87 miliar membuat pertumbuhan laba sebelum pajak menjadi lebih terbatas, hanya naik tipis ke Rp896,45 miliar dari Rp802,64 miliar.
Dari sisi neraca, total aset DNET mencapai Rp22,38 triliun per 30 September 2025, naik dari Rp21,35 triliun di akhir 2024. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan nilai investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama, yang kini mencapai Rp13,03 triliun.
Sementara itu, total ekuitas meningkat menjadi Rp15,02 triliun, dari Rp14,23 triliun di akhir tahun lalu, menandakan posisi keuangan yang semakin solid. Liabilitas juga naik tipis menjadi Rp7,36 triliun, dari Rp7,13 triliun.
Fundamental Kokoh dan Arah Bisnis Positif
Dengan pencapaian ini, laba per saham dasar (EPS) DNET naik menjadi Rp59,13 per saham, dibandingkan Rp52,53 per saham pada 9M24.
Analis menilai, hasil tersebut menegaskan fundamental kuat DNET sebagai perusahaan holding investasi dengan diversifikasi portofolio yang solid — terutama di sektor ritel modern dan distribusi.
Ke depan, DNET diperkirakan akan melanjutkan strategi pertumbuhan organik melalui penguatan ekosistem Indomaret serta potensi ekspansi digital dan layanan berbasis konsumen.

0 Komentar