Receh.in — Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) hingga sembilan bulan pertama 2025 menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan analis internal berkat kontribusi kuat dari segmen otomotif.
Perusahaan mencatat laba bersih inti (core net profit) sebesar Rp23,4 triliun, turun 6% secara tahunan (yoy), tetapi 13% lebih tinggi secara kuartalan (qoq) pada kuartal III-2025 dengan capaian Rp8,5 triliun.
Menurut riset IPS yang disusun Aurelia Barus dan Halima Yefany, capaian laba bersih tersebut setara 78% dari estimasi internal dan 74% dari konsensus analis, menunjukkan kinerja lebih baik dari ekspektasi historis tiga tahun terakhir (74%).
“Kinerja yang solid terutama didorong oleh laba yang lebih tinggi dari Astra Daihatsu Motor (ADM) dan Astra Honda Motor (AHM), yang mencatat margin kuat berkat ekspor dan efisiensi biaya,” tulis tim riset IPS, Senin (3/11).
Otomotif Jadi Penopang Kinerja
Sektor otomotif dan mobilitas tetap menjadi pendorong utama,
dengan pendapatan Rp32 triliun di 3Q25 atau naik 2% qoq, dan
secara kumulatif mencapai Rp93 triliun pada 9M25.
Kinerja tersebut sedikit di bawah target (74% dari estimasi FY25F)
karena margin laba kotor (GPM) masih di 11,8%, lebih rendah dari
asumsi 12%.
Namun, keuntungan dari ADM dan AHM melebihi ekspektasi:
- ADM mencatat lonjakan ekspor 44% qoq dan 8% yoy, memperkuat margin laba.
 - AHM mencatat margin laba 10,9%, lebih tinggi dari perkiraan 10,2%.
 
Secara volume, penjualan domestik mencapai 3,7 juta unit hingga September 2025, turun tipis 2% yoy, dengan pangsa pasar AHM stabil di 77%.
“Kami memperkirakan pemulihan margin pada akhir tahun seiring peningkatan skala produksi dan potensi peluncuran model hybrid baru,” kata tim IPS.
Kinerja Segmen Lainnya
Dari segmen pendukung lain, kinerja beragam:
- United Tractors (UNTR) membukukan laba inti Rp12 triliun (-22% yoy), sedikit di atas estimasi internal (78%), tetapi di bawah konsensus (69%) akibat turunnya harga batubara.
 - Layanan pembiayaan (Astra Credit Companies dan FIFGroup) mencatat laba inti Rp7 triliun (+8% yoy), setara 75% dari estimasi.
 - Perkebunan (AALI) juga solid dengan laba inti Rp1,2 triliun (+71% yoy), sejalan dengan target karena volume penjualan stabil di 4Q25F.
 
Pendapatan konsolidasian grup mencapai Rp244 triliun (-1% yoy), sejalan dengan perkiraan analis, di mana sektor otomotif dan keuangan menjadi penyumbang utama.
Buyback Rp2 Triliun Jadi Penopang Harga Saham
Saham ASII telah naik 26% secara year-to-date (YTD) 2025, didorong oleh ekspektasi divestasi aset non-inti dan arus masuk investor asing yang melihat Astra sebagai saham kapitalisasi besar dengan valuasi menarik.
Meskipun prospek operasional dinilai terbatas,
rencana buyback saham senilai Rp2 triliun dinilai dapat menopang harga
saham di level saat ini.
Saham ASII kini diperdagangkan pada valuasi 7,7x FY26F P/E, yang berada pada
rata-rata valuasi sejak 2021.
Rekomendasi: HOLD, TP Naik ke Rp5.850 per Saham
Tim riset IPS mempertahankan rekomendasi HOLD untuk
saham Astra dengan target harga naik menjadi Rp5.850 per saham, dari
sebelumnya Rp5.700.
Kenaikan target ini mencerminkan penyesuaian proyeksi laba FY25–FY27F
sebesar 1–5% dan valuasi yang dianggap wajar.
“Secara valuasi, saham ASII sudah fair dengan potensi kenaikan terbatas. Namun, program buyback dan ekspektasi peluncuran model hybrid baru dapat menjaga sentimen positif jangka pendek,” tulis laporan tersebut.
Ringkasan Kinerja ASII 9M25
| 
   Indikator  | 
  
   9M25  | 
  
   Perubahan  | 
  
   Keterangan  | 
 
| 
   Laba Bersih Inti (Core NP)  | 
  
   Rp23,4 triliun  | 
  
   -6% yoy / +13% qoq  | 
  
   Di atas estimasi internal (78%)  | 
 
| 
   Pendapatan Konsolidasian  | 
  
   Rp244 triliun  | 
  
   -1% yoy  | 
  
   Sejalan dengan konsensus  | 
 
| 
   Laba Segmen Otomotif  | 
  
   Rp11 triliun  | 
  
   +3% yoy  | 
  
   Margin 11,8%  | 
 
| 
   Laba UNTR  | 
  
   Rp12 triliun  | 
  
   -22% yoy  | 
  
   Masih di atas estimasi internal  | 
 
| 
   Laba Layanan Pembiayaan  | 
  
   Rp7 triliun  | 
  
   +8% yoy  | 
  
   75% dari proyeksi  | 
 
| 
   Laba AALI (Perkebunan)  | 
  
   Rp1,2 triliun  | 
  
   +71% yoy  | 
  
   Sejalan dengan ekspektasi  | 
 
| 
   Pangsa Pasar AHM  | 
  
   77%  | 
  
   —  | 
  
   Stabil yoy  | 
 
Kinerja Astra International Tbk (ASII) pada 9M25 lebih
baik dari perkiraan analis internal berkat margin kuat dari AHM dan ADM.
Meski laba tahunan masih turun, prospek 4Q25F diyakini positif dengan potensi
peningkatan margin dan dukungan program buyback saham Rp2 triliun.
Analis mempertahankan rekomendasi HOLD dengan target harga Rp5.850,
mencerminkan valuasi yang wajar di tengah tren stabilisasi sektor otomotif
nasional.

0 Komentar