Receh.in — Emiten pakan ternak dan produk unggas terintegrasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan laba bersih Rp2,4 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2025, tumbuh 15,1% year-on-year (yoy).
Kinerja tersebut melampaui ekspektasi analis dan konsensus, masing-masing setara 75% dari proyeksi setahun penuh, lebih tinggi dibanding rata-rata historis lima tahun sebesar 68%.
Sementara itu, pendapatan bersih JPFA naik 4,4% yoy menjadi Rp43,1 triliun, sejalan dengan perkiraan analis dan konsensus (73% dari estimasi).
Kuartal III: Laba Melonjak 90,6% Berkat Harga Ayam dan DOC
Kinerja paling impresif terjadi pada kuartal III-2025, ketika laba bersih melonjak 111% qoq dan 90,6% yoy menjadi Rp1,2 triliun. Lonjakan ini didorong oleh pemulihan tajam harga broiler (ayam hidup) dan DOC (day old chick) setelah periode tekanan harga pada paruh pertama tahun.
Secara rinci:
- Segmen pakan (feed) mencatat EBIT margin 8,6% (-104bps qoq), karena harga soybean meal (SBM) turun 5,5% qoq, tetapi harga jagung naik 11,9% qoq.
- Segmen DOC berbalik positif dengan EBIT Rp436 miliar (dari rugi Rp13 miliar di 2Q25) seiring kenaikan harga DOC +46,2% qoq.
- Segmen broiler mencatat EBIT Rp406 miliar (+39% qoq) berkat kenaikan harga ayam hidup +22,1% qoq.
Perbaikan di dua segmen terakhir menjadi penopang utama margin operasi JPFA, dengan gross profit margin (GPM) naik menjadi 13,2% (+80bps yoy) dan EBIT margin 6,0% (+26bps yoy).
Momentum Kuat Berlanjut ke Kuartal IV
Analis IPS Research, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan, menilai momentum positif JPFA akan berlanjut hingga akhir 2025, ditopang oleh kebijakan voluntary culling (pemotongan sukarela ayam afkir) dan penurunan kuota impor GPS (grand parent stock) sebesar 16% yoy, yang menekan pasokan DOC nasional.
“Kami memperkirakan kinerja kuat ini berlanjut di 4Q25F, didukung pasokan yang ketat dan stabilisasi harga di pasar domestik,” tulis keduanya dalam riset yang dirilis Sabtu (1/11).
Selain itu, kebijakan pemerintah menurunkan harga subsidi pupuk sebesar 20% berpotensi menekan biaya jagung, komponen utama pakan ternak, sehingga dapat memperbaiki margin laba di segmen feed.
Prospek dan Rekomendasi Saham
Dengan momentum laba yang solid, IPS Research mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham JPFA dengan target harga Rp2.750 per saham, berdasarkan valuasi 10,0x FY25F PE, setara dengan rata-rata lima tahun terakhir.
“Pemulihan harga broiler dan DOC menjadi katalis utama kinerja JPFA. Selain itu, efisiensi biaya dan perbaikan margin pakan akan memperkuat profitabilitas di kuartal mendatang,” tulis laporan tersebut.
Risiko utama terhadap proyeksi ini mencakup penurunan harga broiler, kenaikan biaya input pakan, serta apresiasi dolar AS yang dapat meningkatkan biaya impor bahan baku.
Outlook: Bisnis Unggas Kembali Menggeliat
Kinerja JPFA di 2025 menandai kebangkitan industri perunggasan nasional setelah dua tahun tertekan kelebihan pasokan dan biaya pakan tinggi. Dengan strategi pengendalian produksi dan dukungan kebijakan pemerintah, analis memperkirakan sektor ini akan memasuki fase pertumbuhan berkelanjutan di 2026.
JPFA, bersama entitas segrupnya di sektor agribisnis, kini disebut berada di posisi ideal untuk memanfaatkan pemulihan harga komoditas pangan serta peningkatan konsumsi protein hewani di Indonesia.

0 Komentar