Ticker

4/recent/ticker-posts

Laba ICBP Turun 4,2% di 9M25, Penjualan Mi Lesu tapi Margin Usaha Mulai Pulih

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in —
Emiten makanan dan minuman kemasan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan core profit Rp7,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2025, turun 4,2% year-on-year (yoy). Meski menurun, capaian ini tetap lebih tinggi dari perkiraan analis dan konsensus, masing-masing mencapai 78% dan 81% dari estimasi setahun penuh, didorong oleh kinerja kuat di paruh pertama tahun.

Menurut laporan IPS Research, pendapatan ICBP selama 9M25 naik tipis 1,4% yoy, di bawah panduan manajemen yang menargetkan pertumbuhan 7–9% yoy. Meski begitu, margin EBIT 9M25 berada di kisaran 21,2%, sejalan dengan guidance perusahaan sebesar 20–22%.

 

Kinerja Kuartal III: Penjualan Lesu, Margin Menguat

Pada kuartal III-2025, ICBP membukukan pendapatan Rp18,7 triliun, tumbuh 0,8% yoy, ditopang penjualan domestik +1,6% yoy, sementara ekspor justru turun 0,9% yoy.

Penjualan mie instan — kontributor utama pendapatan — hanya naik 0,1% yoy, karena volume penjualan domestik diperkirakan turun sekitar 2% yoy, dampak dari kenaikan harga jual (ASP) sebesar 3–4% yang diberlakukan sejak Februari 2025.

Sebaliknya, segmen produk susu (dairy) menunjukkan pertumbuhan kuat +9,0% yoy, didorong oleh harga bahan baku susu bubuk yang turun 4% yoy.

 

Margin Usaha Pulih, Efisiensi Operasional Terlihat

Dari sisi profitabilitas, gross profit margin (GPM) kuartal III naik ke 36,3% (+38bps yoy) karena kenaikan ASP mampu menutupi kenaikan harga CPO (+6,9% yoy).

Selain itu, beban operasional terhadap penjualan (opex-to-sales) turun ke 14,8% (-94bps yoy), terutama karena penurunan belanja promosi (A&P-to-sales -105bps yoy). Hal ini membuat margin EBIT membaik ke 21,5% (+132bps yoy).

Namun di bawah garis operasional, ICBP mencatat rugi selisih kurs sebesar Rp1,2 triliun akibat penguatan dolar AS terhadap rupiah, sehingga core profit kuartal III turun 3,7% yoy ke Rp2,3 triliun.

 

Perbaikan Margin Tiap Segmen

Perbaikan margin juga terlihat di tiap lini bisnis:

  • Segmen mie instan: margin EBIT naik ke 25,0% (+187bps yoy) berkat kenaikan ASP dan efisiensi biaya produksi.
  • Segmen susu: margin EBIT meningkat ke 8,0% (+231bps yoy) ditopang harga bahan baku yang lebih rendah.

Perusahaan menunjukkan kemampuan menjaga margin di tengah tekanan volume penjualan, terutama dengan strategi pricing yang hati-hati dan pengelolaan biaya bahan baku yang lebih efisien.

 

Prospek: BUY Dipertahankan, Target Harga Rp14.700

Analis Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dari IPS Research mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham ICBP dengan target harga Rp14.700 per saham, berdasarkan valuasi 15,0x FY25F PE atau setara dengan rata-rata lima tahun terakhir.

“Kinerja kuartal III memang lemah dari sisi pertumbuhan, tapi perbaikan margin dan efisiensi biaya menjadi sinyal positif. Kami tetap melihat valuasi ICBP menarik di level saat ini,” tulis keduanya dalam riset, Sabtu (1/11).

Risiko utama: perlambatan pertumbuhan pendapatan (top-line) dan kenaikan harga bahan baku, khususnya minyak sawit mentah (CPO) dan gandum.

 

Outlook: Tetap Resilien di Tengah Tekanan Volume

Dengan portofolio produk yang kuat dan pangsa pasar dominan di segmen mie instan dan dairy, ICBP dinilai tetap defensif di tengah volatilitas makro dan pelemahan rupiah.

Analis memperkirakan pertumbuhan akan kembali menguat di 2026, seiring stabilnya harga bahan baku dan pemulihan konsumsi rumah tangga.

Posting Komentar

0 Komentar