Ticker

4/recent/ticker-posts

Lo Kheng Hong Kembali Serok Saham Gajah Tunggal (GJTL), Tambah Kepemilikan Jadi 5,75% Meski Laba Turun

Daftar Isi [Tampilkan]

 

Receh.in – Investor kawakan Lo Kheng Hong kembali memperlihatkan keyakinannya terhadap prospek PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL). Berdasarkan data terbaru PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia ini tercatat melanjutkan aksi beli saham GJTL pada November 2025.

Pembelian terbaru dilakukan pada 10 November 2025 sebanyak 241.400 lembar saham, sehingga kepemilikan Lo Kheng Hong kini mencapai 200,43 juta lembar atau setara dengan 5,75% dari total saham beredar. Dengan tambahan tersebut, posisinya sebagai pemegang saham individu terbesar di emiten produsen ban ini semakin kokoh.

Langkah ini melanjutkan rangkaian akumulasi sejak akhir Oktober 2025. Dalam periode kurang dari dua pekan, Lo telah memborong lebih dari 4 juta lembar saham GJTL, termasuk pembelian berturut-turut pada 29, 30, dan 31 Oktober serta awal November 2025.

 

Valuasi Murah Jadi Daya Tarik

Meski kinerja Gajah Tunggal mengalami penurunan laba bersih, Lo Kheng Hong tampaknya melihat peluang di valuasi sahamnya yang masih tergolong murah. Berdasarkan data Bloomberg per 3 November 2025, saham GJTL memiliki rasio price to earnings (PER) sebesar 3,7 kali dan price to book value (PBV) 0,36 kali—dua indikator yang menunjukkan valuasi rendah dibandingkan rata-rata sektor manufaktur.

Dalam berbagai kesempatan, Lo Kheng Hong kerap menilai saham dengan pendekatan sederhana melalui PER dan PBV. Ia memandang saham dengan valuasi rendah sebagai aset bernilai tinggi yang sedang “dijual murah”—analogi yang kerap ia sebut seperti membeli mobil mewah seharga kendaraan bajaj.

Harga saham GJTL sendiri berada di level Rp1.065 pada akhir perdagangan 11 November 2025, mencerminkan koreksi sekitar 6,99% sepanjang tahun berjalan.

 

Kinerja Gajah Tunggal Tertekan di 2025

Secara fundamental, kinerja keuangan Gajah Tunggal masih menghadapi tekanan. Laporan keuangan per kuartal III/2025 menunjukkan laba bersih Rp789,69 miliar, turun 20,12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp988,55 miliar.

Pendapatan bersih tercatat Rp13,12 triliun, melemah 2,38% secara tahunan, terutama akibat penurunan penjualan domestik kepada pihak ketiga yang turun 2,37% menjadi Rp10,20 triliun. Namun, penjualan ekspor justru tumbuh 7,43% menjadi Rp1,50 triliun, menunjukkan adanya perbaikan dari pasar luar negeri.

Beban pokok penjualan naik tipis 1,13% menjadi Rp10,62 triliun, menekan laba kotor hingga turun 14,97% menjadi Rp2,49 triliun. Setelah memperhitungkan berbagai beban operasional dan keuangan, laba sebelum pajak GJTL tercatat Rp1,03 triliun, atau turun 19,49% secara tahunan.

Meski performa fundamental belum optimal, aksi serok Lo Kheng Hong memperlihatkan optimisme jangka panjang terhadap pemulihan kinerja Gajah Tunggal. Di tengah valuasi rendah dan pelemahan harga saham, langkah investor legendaris ini kerap menjadi sinyal bagi investor ritel untuk ikut melirik peluang di saham undervalued sektor manufaktur.

Posting Komentar

0 Komentar