Receh.in — Raksasa konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 dengan penjualan neto konsolidasi naik 5% menjadi Rp90,98 triliun, dibandingkan Rp86,94 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan ini menunjukkan daya tahan Indofood di tengah tekanan ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar. Kinerja yang kuat di segmen consumer branded products (CBP) dan agribisnis menjadi penopang utama.
Laba Usaha Naik 12%, Margin Membaik
Indofood juga membukukan kenaikan laba usaha 12% menjadi Rp18,10 triliun dari Rp16,09 triliun, dengan margin laba usaha meningkat dari 18,5% menjadi 19,9%. Peningkatan efisiensi dan strategi pengendalian biaya produksi berhasil menjaga profitabilitas meski terjadi tekanan pada sisi pendanaan.
Namun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 10% menjadi Rp7,88 triliun, dari Rp8,76 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh rugi selisih kurs yang belum terealisasi akibat depresiasi rupiah terhadap dolar AS, yang memengaruhi pos pendanaan.
Jika menyesuaikan dengan faktor non-operasional, core profit Indofood justru naik tipis 1% menjadi Rp8,42 triliun, mencerminkan kekuatan fundamental bisnis perusahaan di level operasional.
Fokus pada Pertumbuhan Organik
Direktur Utama dan CEO Indofood Anthoni Salim menegaskan bahwa hasil ini mencerminkan ketangguhan model bisnis terintegrasi Indofood, dari hulu hingga hilir.
“Kami akan tetap fokus menghasilkan pertumbuhan secara organik, menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas, serta mempertahankan neraca yang sehat,” ujar Anthoni dalam keterangan resmi, Jumat (31/10).
Ia juga menambahkan, strategi Indofood ke depan akan menitikberatkan pada inovasi produk, efisiensi rantai pasok, dan penguatan merek di segmen makanan, minuman, dan bahan pangan pokok untuk menghadapi dinamika permintaan domestik.
Outlook: Resiliensi di Tengah Tekanan Rupiah
Meski depresiasi rupiah menekan laba bersih, analis menilai fundamental Indofood tetap kuat, didukung oleh portofolio bisnis yang terdiversifikasi — mulai dari produk konsumsi cepat saji hingga agribisnis dan distribusi.
Dengan basis konsumen besar dan posisi pasar dominan, Indofood diperkirakan akan tetap mencatat pertumbuhan stabil hingga akhir tahun, terutama jika kurs rupiah mulai menguat pada kuartal IV-2025.

0 Komentar