Receh.in – Emiten pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menunjukkan performa operasional yang kembali membaik pada kuartal III/2025. Perseroan melaporkan kenaikan signifikan pada volume penjualan emas dan tembaga yang masing-masing naik 30% dan 47% secara kuartalan (qoq), menandai pemulihan output setelah sempat tertahan pada kuartal sebelumnya.
Kinerja ini, sebagaimana dilaporkan dalam pembaruan riset IPS oleh analis Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, memperkuat keyakinan pasar bahwa MDKA telah kembali ke jalur ekspansi yang solid, meski tantangan margin dan biaya operasional masih terasa.
🔸 Emas: Volume Naik, Margin Sedikit Tergerus
Segmen Tujuh Bukit Oxide/Gold (TB Oxide) mencatat penjualan 29.000 ons emas atau tumbuh +30% qoq, yang didorong oleh pelepasan persediaan (inventory sales) akibat keterlambatan antara waktu produksi dan penjualan pada kuartal sebelumnya.
Harga jual rata-rata (ASP) tercatat US$3.200 per ons, naik tipis +2% qoq, namun tidak sebesar kenaikan harga emas acuan global yang naik sekitar +5% qoq ke kisaran US$3.400–3.500/oz pada kuartal tersebut.
Kondisi itu membuat cash margin MDKA sedikit tertekan, turun -4% qoq ke US$1.800/oz, seiring kenaikan biaya tunai (cash cost) menjadi US$1.400/oz (+11% qoq).
Kendati margin tergerus, analis memperkirakan unit TB Oxide tetap mampu menghasilkan EBITDA sekitar US$60 juta di 3Q25, naik sekitar +50% qoq berkat peningkatan volume dan efisiensi produksi.
“Ada sekitar 15,5 ribu ons emas yang sudah di-hedge
untuk 4Q25 di harga US$2.900/oz, artinya ASP di kuartal depan kemungkinan
bergerak datar,” tulis laporan IPS.
Hal ini menandakan bahwa sekitar 40% penjualan emas masih akan mengikuti harga
pasar (spot price), sementara sisanya sudah terkunci.
🔸 Tembaga: Lonjakan Produksi dan Biaya Lebih Efisien
Dari sisi tambang Wetar (copper), kinerja juga menunjukkan perbaikan kuat. Volume penjualan tembaga naik +47% qoq menjadi 2,5 kilo ton (kt), seiring lonjakan produksi +74% qoq menjadi 3,2 kt berkat strategi baru dalam penumpukan bijih (ore stacking).
Harga jual rata-rata (ASP) juga meningkat +3% qoq ke US$4,4/lb, sedangkan biaya tunai berhasil ditekan -18% qoq menjadi US$2,8/lb.
MDKA menghentikan aktivitas penambangan langsung di Wetar pada 3Q25, namun masih melanjutkan proses leaching dan copper recovery hingga setidaknya kuartal I/2027. Biaya dari aktivitas penambangan sebelumnya telah dibebankan ke laporan laba rugi (P&L), sehingga mulai kuartal ini biaya produksi tembaga diperkirakan akan terus menurun.
🔸 EBITDA Naik 64% qoq, Prospek Tetap Positif
Dengan perbaikan dari dua lini utama — emas dan tembaga — ditambah kontribusi dari entitas afiliasi MBMA yang juga melaporkan kenaikan volume produksi, IPS memperkirakan EBITDA MDKA mencapai US$145 juta di 3Q25, naik +64% qoq.
Secara kumulatif, total EBITDA selama 9M25 mencapai US$323 juta, atau sekitar 94% dari proyeksi internal IPS dan 74% dari konsensus pasar. Angka ini menandakan bahwa MDKA berpotensi menutup tahun dengan kinerja di atas ekspektasi.
“Kami mempertahankan proyeksi EBITDA dan peringkat Buy untuk saham MDKA dengan target harga (TP) tidak berubah di Rp3.000 per saham,” tulis laporan analis IPS.
🔸 Tiga Katalis Penggerak MDKA ke Depan
- Kemajuan
Proyek Tujuh Bukit Copper (TB Copper Project)
Jika proyek tembaga bawah tanah ini berhasil mencapai fase produksi lebih cepat, MDKA akan memiliki sumber pendapatan baru yang lebih stabil dan margin tinggi. - Harga
Emas Global yang Tetap Tinggi
Ketidakpastian terhadap arah kebijakan The Fed dan pelemahan dolar AS menjadi faktor yang menjaga harga emas di level premium — peluang bagi MDKA untuk memperkuat arus kas. - Dukungan
Stimulus China
Kebijakan fiskal-ekonomi Tiongkok yang agresif memberi efek positif terhadap harga tembaga dan logam dasar, yang menjadi bagian penting portofolio MDKA.
🔸 Catatan Receh.in: Kinerja Operasional Solid, Tapi Waspadai Margin
Kenaikan volume produksi emas dan tembaga jelas menjadi
sinyal kuat bahwa MDKA kembali menemukan momentumnya setelah sempat
tersendat pada paruh pertama tahun.
Namun, penurunan cash margin di segmen emas perlu menjadi perhatian —
terutama bila harga energi dan bahan penunjang produksi naik dalam beberapa
bulan mendatang.
Secara keseluruhan, MDKA berada di jalur perbaikan struktural: volume naik, efisiensi membaik, dan leverage berkurang. Dengan potensi hedging yang konservatif dan prospek harga logam yang masih kuat, saham MDKA tetap menjadi salah satu pemain tambang yang menarik di tengah siklus komoditas positif menjelang 2026.
Meningkatnya volume produksi emas (+30%) dan tembaga (+47%) memperkuat posisi MDKA sebagai perusahaan pertambangan dengan diversifikasi aset yang sehat. Walau margin sedikit menurun, perbaikan biaya dan pertumbuhan EBITDA menunjukkan bahwa MDKA berhasil menjaga momentum pemulihan fundamental — sebuah sinyal positif bagi investor yang masih bertahan di sektor logam mulia dan tembaga.

0 Komentar