Ticker

4/recent/ticker-posts

Siapa Saja yang Kebagian Dividen Rp992,62 Miliar dari Triputra Agro (TAPG)? Ini Daftar Pemegang Saham Terbesarnya

Daftar Isi [Tampilkan]

Receh.in – PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), salah satu pemain besar di industri sawit milik konglomerat TP Rachmat, akan menebar dividen interim hampir Rp1 triliun pada Jumat, 28 November 2025. Keputusan ini muncul di tengah performa keuangan perseroan yang tengah menanjak, didorong lonjakan harga CPO serta penguatan produksi.

Pembagian dividen interim TAPG tahun buku 2025 ditetapkan sebesar Rp992,62 miliar atau Rp50 per saham, dengan daftar pemegang saham yang berhak telah dikunci pada 12 November 2025 sebagai recording date.

 

Deretan Pemegang Saham Terbesar: Grup Triputra Mendominasi

Data kepemilikan menunjukkan bahwa porsi dividen terbesar mengalir ke jajaran entitas yang terhubung dengan Grup Triputra. Pada posisi puncak, PT Persada Capital Investama menggenggam 33,07% saham atau 6,56 miliar lembar dan berhak atas sekitar Rp328,26 miliar dividen interim. Perusahaan investasi ini dipimpin oleh Arini Subianto, yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting di lingkungan grup.

Di bawahnya, PT Triputra Investindo Arya yang menguasai 24,05% saham atau 4,77 miliar lembar akan mengantongi sekitar Rp238,73 miliar. Entitas lain yang masih berada dalam lingkaran Triputra, yakni PT Daya Adicipta Mustika, juga berhak atas sekitar Rp197,93 miliar berkat kepemilikan 19,94% saham.

Di jajaran individu, TP Rachmat—pendiri Triputra Group sekaligus salah satu tokoh senior dunia usaha Indonesia—memegang 5,09% saham TAPG atau 1,01 miliar lembar dan akan menerima sekitar Rp50,52 miliar dividen.

Selain grup inti, deretan investor besar lainnya juga ikut menikmati pembagian dividen ini, mulai dari institusi global hingga manajer investasi ternama.

 

Institusi Global Ikut Kebagian: Dari Schroders hingga Norges Bank

Beberapa institusi keuangan internasional juga masuk dalam daftar penerima dividen TAPG. Schroders PLC, dengan porsi 0,7% saham, akan menerima sekitar Rp6,95 miliar. Norges Bank dan Dimensional Fund Advisors LP, yang masing-masing menggenggam 0,48% dan 0,37% saham, berhak atas sekitar Rp4,76 miliar dan Rp3,67 miliar.

Grantham Mayo Van Otterloo & Co, WisdomTree Inc, Sinarmas Sekuritas, hingga St James’s Place PLC juga tercatat sebagai pemegang saham minoritas yang tetap kebagian guyuran dividen dengan nilai bervariasi dari ratusan juta hingga beberapa miliar rupiah.

Di level manajemen, Presiden Direktur TAPG George Oetomo tercatat menerima sekitar Rp2,68 miliar sesuai porsi saham sekitar 0,27% yang dimilikinya. Jajaran pimpinan lainnya seperti Hermanto Tjandra Karya, Budiarto Abadi, Erida, hingga Presiden Komisaris Arif Patrick Rachmat turut menjadi penerima sesuai kepemilikan masing-masing.

 

Dividen Jumbo Didukung Lonjakan Laba & Penguatan Kinerja Operasional

Keputusan pembagian dividen interim dalam jumlah besar ini sejalan dengan lompatan kinerja fundamental TAPG sepanjang 2025. Laporan keuangan per September 2025 menunjukkan pendapatan perusahaan mencapai Rp8,2 triliun, tumbuh 31,48% dibandingkan setahun sebelumnya. Kenaikan harga CPO dan volume produksi menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut.

Laba bersih untuk sembilan bulan pertama 2025 melonjak 65,67% YoY menjadi Rp2,68 triliun. Dengan dividen interim yang mencapai Rp992,62 miliar, berarti TAPG membagikan sekitar 36,94% dari laba bersih kuartal III 2025—angka yang mencerminkan soliditas arus kas dan kepercayaan diri manajemen.

Dari sisi operasional, total produksi TBS yang diproses perusahaan mencapai 3,04 juta ton, menghasilkan produksi CPO sebesar 708.029 ton, naik 10% secara tahunan. Kenaikan ASP CPO juga memberi kontribusi signifikan terhadap peningkatan margin.

 

Analisis: Dividen TAPG Jadi Cerminan Manuver Strategis Triputra Group

Pembagian dividen jumbo TAPG tidak hanya menjadi refleksi kuatnya kinerja keuangan, tetapi juga menunjukkan pola konsolidasi yang rapi dalam ekosistem Triputra Group. Dominasi kepemilikan internal membuat sebagian besar dividen kembali ke grup, memperkuat fleksibilitas pendanaan dan ruang ekspansi di sektor agribisnis.

Di sisi pasar, dividen interim yang besar sering menjadi katalis positif bagi saham sektor CPO, terutama ketika didukung kenaikan harga komoditas. Namun, bagi investor publik, daya tarik TAPG tidak hanya pada yield dividen, tetapi juga ketahanan fundamental yang dibangun melalui pertumbuhan produksi, efisiensi operasional, dan stabilitas pasar CPO. Momentum ini menjadi indikasi bahwa TAPG bukan sekadar pembagi dividen musiman, melainkan salah satu emiten agribisnis yang memasuki fase pertumbuhan struktural.

Posting Komentar

0 Komentar