Ticker

4/recent/ticker-posts

SoftBank hingga Peak XV Disebut Dorong Penggantian CEO GoTo, Isu Merger dengan Grab Kian Menguat

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in
– Isu pergantian pucuk pimpinan di tubuh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) semakin panas. Sejumlah pemegang saham besar seperti SoftBank Group Corp., Provident Capital Partners, dan Peak XV Partners dikabarkan tengah berupaya menyingkirkan Patrick Walujo dari kursi CEO GoTo. Langkah tersebut disebut sebagai bagian dari strategi untuk memuluskan rencana merger antara GoTo dan Grab yang kembali mencuat.

Menurut laporan Bloomberg, para pemegang saham besar GoTo dikabarkan telah menandatangani memo kepada dewan direksi untuk meminta diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam rapat itu, mereka disebut akan mengusulkan pemungutan suara penggantian CEO, dengan alasan kinerja saham GoTo yang turun lebih dari 40% sejak Patrick menjabat pada 2023. Sumber yang mengetahui langkah ini menuturkan bahwa Patrick Walujo dinilai menentang rencana akuisisi oleh Grab, yang justru dianggap sebagian investor sebagai peluang untuk memperkuat posisi bisnis GoTo di kawasan.

 

RUPSLB 17 Desember dan Bayangan Merger Raksasa Teknologi Asia Tenggara

GoTo telah mengumumkan akan menggelar RUPSLB pada 17 Desember 2025, namun belum mengungkapkan agenda resmi rapat tersebut. Pihak manajemen menegaskan rapat itu bukan bagian dari aksi korporasi yang tengah direncanakan, melainkan bagian dari prosedur tata kelola rutin. Kendati demikian, rumor yang beredar di pasar menyebut rapat itu bisa menjadi momentum penting bagi pemegang saham untuk menekan perubahan strategi perusahaan.

Spekulasi merger antara GoTo dan Grab kembali menguat setelah pemerintah Indonesia mengonfirmasi adanya pembicaraan dengan kedua perusahaan teknologi tersebut. Seorang pejabat pemerintah bahkan menyebut bahwa lembaga pengelola investasi negara, Danantara, tengah menjajaki kemungkinan mengambil saham minoritas dalam entitas gabungan yang mungkin terbentuk.

Analis Citigroup, Ferry Wong, menilai jika rencana merger ini terealisasi, potensi keuntungannya akan sangat besar bagi investor. “Pernyataan pemerintah menegaskan bahwa kesepakatan ini on the table, dan keterlibatan Danantara dapat meredakan kekhawatiran terkait kepentingan nasional dan aspek regulasi,” ujarnya.

Patrick Walujo sendiri sebelumnya dikenal sebagai sosok yang berperan dalam restrukturisasi dan efisiensi besar-besaran GoTo sejak 2023. Ia menjual unit e-commerce Tokopedia ke TikTok, membangun platform pembayaran sendiri, serta memperluas layanan pinjaman digital. Langkah-langkah tersebut berhasil membawa GoTo mencatatkan profitabilitas adjusted EBITDA positif untuk pertama kalinya. Namun, nilai saham perusahaan justru masih tertekan akibat perlambatan pertumbuhan pendapatan dan ketidakpastian ekonomi global.

Berdasarkan catatan pasar, SoftBank—perusahaan milik Masayoshi Son—merupakan pemegang saham di kedua perusahaan, baik GoTo maupun Grab. Hubungan ini menambah keyakinan investor bahwa peluang konsolidasi tetap terbuka. Sebelumnya, Financial Times sempat melaporkan bahwa Gojek dan Grab telah menjajaki pembicaraan merger sejak 2020, difasilitasi langsung oleh Masayoshi Son.

Hingga saat ini, manajemen GoTo menegaskan belum ada keputusan maupun perjanjian resmi dengan Grab terkait rencana merger. Namun, pasar menilai, jika konsolidasi benar terjadi, maka langkah tersebut akan mengubah peta persaingan industri teknologi Asia Tenggara, menggabungkan dua kekuatan besar dalam transportasi online, logistik, dan pembayaran digital di kawasan. 

Posting Komentar

0 Komentar