Receh.in – Di tengah tekanan harga dan kinerja yang melambat, saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) — pengelola brand Ace Hardware dan Azko — justru dilirik investor global besar. Data terbaru menunjukkan adanya aksi borong jumbo dari manajer aset ternama Wisdom Tree Inc., tepat menjelang momentum belanja Natal dan Tahun Baru 2025.
Berdasarkan data Bloomberg Terminal, hingga Jumat (14/11/2025), Wisdom Tree memborong 124,77 juta lembar saham ACES sepanjang kuartal IV/2025. Aksi agresif ini membuat kepemilikan mereka melonjak dari 15,06 juta lembar menjadi 139,83 juta lembar saham, dan menempatkannya sebagai pemegang saham terbesar ke-9 di emiten ritel tersebut.
Langkah ini menjadi pembalikan tajam setelah Wisdom Tree sempat melakukan aksi jual pada awal tahun. Sementara itu, BlackRock Inc. juga memperkuat posisinya dengan menambah 1,82 juta lembar saham, meningkatkan kepemilikan menjadi 153,95 juta lembar.
Berbeda arah, Dimensional Fund Advisors LP justru melepas sebagian sahamnya — sekitar 464.600 lembar — meskipun sebelumnya aktif melakukan akumulasi pada kuartal III/2025.
Hingga perdagangan Jumat sore, harga saham ACES turun 1,83% ke level Rp428 per lembar, dan secara year-to-date (YtD) masih terkoreksi tajam 45,82%. Namun, banyak investor besar justru memanfaatkan posisi harga rendah ini untuk mengakumulasi.
Menurut konsensus analis Bloomberg, prospek ACES masih dianggap menarik: 20 dari 30 analis merekomendasikan beli, sementara target harga rata-rata berada di Rp583,57 per saham — menawarkan potensi upside sekitar 36,3%.
Laba Menyusut, Tapi Segmen Gaya Hidup Bersinar
Meski sahamnya bergerak lesu, laporan keuangan ACES per kuartal III/2025 menunjukkan sinyal campuran antara tekanan dan peluang. Perusahaan membukukan laba bersih Rp481,09 miliar, turun 16,21% YoY dari Rp574,22 miliar tahun sebelumnya.
Namun, pendapatan justru naik tipis 1,69% YoY menjadi Rp6,33 triliun, berkat kinerja kuat di segmen produk gaya hidup, yang tumbuh 52,89% YoY menjadi Rp2,75 triliun. Segmen perbaikan rumah masih menjadi penyumbang utama dengan Rp3,29 triliun (naik 2,36% YoY).
Satu-satunya segmen yang melemah adalah produk permainan, yang turun 1% YoY menjadi Rp279,18 miliar.
Manajemen ACES tetap optimistis menghadapi kuartal IV/2025. Secara historis, musim Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi periode dengan kontribusi penjualan terbesar. Melalui program Year-End Sale, ACES menyiapkan promosi agresif untuk kategori BBQ set, perlengkapan outdoor living, travel gear, hingga kitchen appliances — segmen yang kerap mencatat lonjakan permintaan di akhir tahun.
Selain promosi, perusahaan juga memperluas portofolio dengan meluncurkan brand Neka, yang menyasar segmen menengah-bawah. Strategi ini diharapkan memperluas basis pelanggan di tengah pemulihan daya beli yang masih terbatas.
Sentimen Campur: Antara Harapan Promosi dan Tekanan Konsumsi
Walau investor global ramai mengakumulasi, sebagian analis masih bersikap hati-hati. Ciptadana Sekuritas menurunkan rating ACES menjadi hold dengan target harga Rp480 per saham, menyoroti potensi lambatnya pemulihan konsumsi rumah tangga di segmen produk tahan lama.
Lembaga tersebut memperkirakan pendapatan ACES tahun ini mencapai Rp8,68 triliun, hanya naik 1,17% YoY, sementara laba bersih diproyeksikan turun 18,27% YoY menjadi Rp729 miliar.
Namun, bagi investor besar seperti Wisdom Tree dan BlackRock, fase tekanan harga ini justru dianggap peluang akumulasi jangka panjang. Dengan posisi keuangan kuat, merek yang dikenal luas, serta momentum belanja akhir tahun yang semakin dekat, ACES masih memiliki ruang untuk rebound.
Bagi pasar, langkah para pemodal kakap ini bisa menjadi sinyal bahwa di balik kinerja yang menurun, Ace Hardware masih menyimpan potensi menarik — baik sebagai emiten ritel mapan maupun sebagai saham turnaround play di 2026.
0 Komentar