Ticker

4/recent/ticker-posts

Laporan Keuangan dan Rekomendasi Saham BMRI 2024

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Kabar baik buat pemegang saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Pasalnya, salah satu institusi keuangan terdepan di Indonesia telah melaporkan kinerja keuangan yang sangat mengesankan untuk tahun fiskal 2023. 

Dengan laba bersih sebesar Rp55,1 triliun, mencatatkan peningkatan sebesar 34% dari tahun sebelumnya, bank ini tidak hanya berhasil melampaui prediksi analis tetapi juga konsensus pasar. 

Keberhasilan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari pemulihan kas dan pengurangan cadangan kerugian yang signifikan pada kuartal keempat tahun 2023 (4Q23).

Di tengah persaingan yang ketat di sektor perbankan, BMRI berhasil menunjukkan kinerja yang solid dengan keuntungan bersih 4Q23 sebesar Rp16,0 triliun. 

Peningkatan ini, yang mencapai 27% dari kuartal sebelumnya dan 77% dari tahun sebelumnya, didukung oleh pemulihan kas yang tinggi sebesar Rp4,5 triliun dan pengurangan cadangan kerugian hingga Rp1,0 triliun. 

Hal ini berhasil menurunkan Biaya Kredit (Cost of Credit – CoC) BMRI untuk FY23 menjadi 0,85%, angka yang lebih baik dari yang diharapkan.

Namun, bank ini mengindikasikan bahwa CoC untuk tahun fiskal 2024 (FY24F) diperkirakan akan berada pada kisaran 1,0-1,2%, naik dari 0,85% di FY23. 

Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh faktor satu kali, yaitu overprovisioning untuk pinjaman yang direstrukturisasi akibat pandemi Covid-19 sejak FY21 dan pelepasan cadangan dari rekalkulasi model provisi kredit.

Di sisi lain, BMRI menghadapi penurunan Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin – NIM) menjadi 5,1% di 4Q23, turun dari 5,5% di 3Q23 dan 5,6% pada kuartal IV/2022. 

“Penurunan ini menandakan tekanan yang terus menerus pada margin, seiring dengan peningkatan Biaya Dana (Cost of Funds – CoF) tahunan menjadi 3,2%, naik dari 1,9% pada kuartal keempat 2022 dan 3,0% pada Kuartal III/2023. Meskipun demikian, bank ini memberikan panduan untuk NIM yang stabil hingga sedikit lebih rendah, yakni 5,3-5,5% untuk FY24F, sebagai antisipasi risiko kenaikan CoF,” ungkap analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dalam risetnya, Senin (5/2/2024).

Menggali lebih dalam, kita melihat bahwa BMRI berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan pertumbuhan di masa mendatang. 

Dengan kenaikan estimasi pendapatan untuk FY24-25F sebesar 5%, berkat pendapatan non-operasional yang lebih tinggi dan penurunan cadangan, BMRI diharapkan dapat mencatatkan laba bersih sebesar Rp57,7 triliun. 

Peningkatan ini menghasilkan Return on Equity (ROE) yang lebih tinggi, yaitu 21,2%, naik dari 20,8% sebelumnya. 

Bank ini diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan pendapatan dengan normalisasi pertumbuhan sebesar 5% di FY24F, setelah pertumbuhan laba bersih yang kuat sebesar 34% di FY23.

Saat ini, BMRI diperdagangkan dengan 2,2x Price to Book Value (PBV) yang lebih tinggi dari rata-rata lima tahunnya. 

Dengan tetap mempertahankan rekomendasi "BELI" dan menaikkan Target Harga (TP) menjadi Rp7.600 (dari Rp7,300 sebelumnya), bank ini menampilkan nilai wajar PBV sebesar 2,5x berdasarkan ekspektasi ROE yang lebih tinggi. 

Hal ini mengasumsikan Cost of Equity (CoE) tetap pada 10,3%. Risiko utama terhadap proyeksi laba bersih ini adalah normalisasi pendapatan dari pemulihan, sementara potensi peningkatan dapat terjadi jika bank dapat mempertahankan CoF di bawah ekspektasi.

Dengan langkah strategis dan kinerja finansial yang kuat, Bank Mandiri menunjukkan kesiapannya untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di tahun-tahun mendatang. 

Kinerja mengesankan ini tidak hanya menegaskan posisi bank dalam industri perbankan Indonesia tetapi juga menawarkan pandangan yang menjanjikan bagi para investor dan pemangku kepentingan.


Laporan Keuangan BMRI FY 2023

Posting Komentar

0 Komentar