Ticker

4/recent/ticker-posts

Update Pasar Obligasi: Yield Naik, Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Pada 20 Februari 2024, yield Obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun mencapai 6,624%, sedikit naik dari 6,622% pada hari sebelumnya. Sementara itu, pada waktu yang sama, yield UST (United States Treasury) tenor 10 tahun turun menjadi 4,27%, dari 4,30% sehari sebelumnya.

Volume transaksi obligasi pemerintah mencapai IDR38,62 triliun, didominasi oleh tenor pendek (< 5 tahun). Angka tersebut menurun dibandingkan dengan transaksi sebelumnya sebesar IDR44,23 triliun. Volume tersebut juga lebih rendah dari rata-rata tahun ini sebesar IDR44,83 triliun. 

Sementara itu, transaksi secara langsung mencapai IDR19,02 triliun, meningkat dari transaksi sebelumnya yang sebesar IDR13,44 triliun.

Total volume obligasi korporasi tercatat sebesar IDR2.096,56 miliar, didominasi oleh tenor pendek (< 5 tahun). Volume transaksi mengalami penurunan dibandingkan dengan volume sebelumnya sebesar IDR2.353,94 miliar. 

Namun, volume tersebut lebih tinggi dari rata-rata tahun ini sebesar IDR1.982,85 miliar. Transaksi secara langsung tercatat sebesar IDR1.965,91 miliar, mengalami penurunan dari transaksi sebelumnya sebesar IDR2.340,94 miliar.

Kurs Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,19% menjadi IDR15.660 dari IDR15.630, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 0,77% dari 7.297 menjadi 7.353. Harga Brent meningkat dari 86,10 menjadi 86,25 USD per barel, sementara harga WTI Cushing Crude Oil Spot stabil pada 79,19 USD per barel.


Bank-bank China Memotong Tingkat Suku Bunga Pinjaman Primer

Dari raah global dikabarkan, bank-bank di China secara tak terduga memotong Tingkat Suku Bunga Pinjaman Primer (LPR) 5 tahun menjadi 3,95% pada bulan Februari, merupakan pemotongan pertama sejak Juni dan yang terbesar sejak tingkat tersebut diperkenalkan pada tahun 2019. 

Pemotongan suku bunga LPR 5 tahun diharapkan dapat membantu meredakan tekanan di pasar properti China dengan mengurangi pembayaran hipotek dan meningkatkan permintaan properti residensial. 

Pemotongan suku bunga ini didahului oleh tingkat Fasilitas Peminjaman Jangka Menengah yang tetap tidak berubah sebesar 2,5% yang ditetapkan oleh PBoC (People's Bank of China). 


Lelang Surat Berharga Syariah Negara

Sementara dari dalam negeri, lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diselenggarakan pada 20 Februari melihat penawaran mencapai IDR19,88 triliun, mengalami penurunan dari lelang sebelumnya pada 5 Februari 2024, yang totalnya mencapai IDR23,65 triliun. 

Seri PBS032 menerima penawaran tertinggi, mencapai IDR4,83 triliun, diikuti oleh SPNS18112024 dan PBS038 dengan penawaran masing-masing sebesar IDR4,65 triliun dan IDR4,39 triliun. Rentang yield untuk PBS032, SPNS18112024, dan PBS038 adalah 6,45% - 6,75%, 6,38% - 6,55%, dan 6,75% - 6,85% secara berturut-turut. 

Meskipun jumlah penawaran keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan lelang sebelumnya, nominal pemenang dalam sesi ini mencapai IDR12 triliun, memenuhi target pemerintah. Namun, jumlah tersebut di bawah IDR11,15 triliun yang diperoleh dalam lelang sebelumnya. Rasio penutupan untuk lelang ini adalah 1,66x. (DJPPR)

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah secara resmi menyetujui insentif pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) perumahan, yang akan didanai oleh Pemerintah dalam anggaran negara 2024, seperti yang diuraikan dalam PMK No. 7/2024. 

Tahun lalu, pemerintah memperkenalkan insentif yang mencakup 100% PPN untuk penjualan rumah dengan harga berkisar dari IDR 2 miliar hingga 5 miliar, dijadwalkan akan diserahkan paling lambat Juni 2024. 

Dengan PMK baru ini, pemerintah memperpanjang cakupannya hingga Desember 2024, memberikan subsidi sebesar 50% untuk rumah dalam rentang harga yang sama. Insentif tersebut dianggap berhasil oleh perusahaan properti, karena berhasil meningkatkan penjualan rumah pada kuartal keempat tahun 2023. 


Posting Komentar

0 Komentar