Ticker

4/recent/ticker-posts

Restrukturisasi Obligasi Belum Rampung, PEFINDO Ganjar Waskita Karya (WSKT) dengan Rating “idSD”

Daftar Isi [Tampilkan]

 

 

📌 Pokok Berita:

  • PEFINDO menegaskan peringkat Waskita Karya (WSKT) di level “idSD” (Selective Default) karena belum adanya persetujuan restrukturisasi dari pemegang obligasi dan kondisi keuangan yang masih rapuh.
  • Obligasi yang dijamin penuh oleh pemerintah tetap mendapat rating tertinggi “idAAA(gg)” dan “idAAA(sy)(gg)”.
  • WSKT masih mencatat rugi bersih Rp2,14 triliun per Juni 2025, dengan rasio utang terhadap ekuitas mencapai 20 kali, menunjukkan tekanan finansial yang signifikan.

 

Lembaga pemeringkat efek PEFINDO kembali menegaskan peringkat PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) di level “idSD” (Selective Default). Peringkat tersebut mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang masih lemah dan belum selesainya proses restrukturisasi terhadap sejumlah instrumen utang obligasi yang diterbitkan perseroan.

Dalam keterangan resmi yang dirilis Jumat (10/10), PEFINDO menyebutkan bahwa Waskita Karya belum memperoleh persetujuan restrukturisasi dari para pemegang obligasi Obligasi Berkelanjutan (PUB) III Tahap IV Tahun 2020, sehingga tetap berada di peringkat “idD” (Default).
Sementara itu, untuk seri lainnya — PUB III Tahap II, PUB III Tahap III, dan PUB IV Tahap I — PEFINDO mempertahankan peringkat di level “idB”, yang menggambarkan kapasitas keuangan terbatas untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.

“Penegasan peringkat ini menunjukkan bahwa risiko gagal bayar masih tinggi sampai adanya kesepakatan restrukturisasi baru antara perusahaan dan krediturnya,” tulis PEFINDO dalam keterangannya.

 

Obligasi yang Dijamin Pemerintah Tetap di Rating Tertinggi

Meski sebagian instrumen utang Waskita masih berada dalam kategori risiko tinggi, beberapa obligasi dan sukuk milik perseroan tetap memperoleh peringkat tertinggi “idAAA(gg)” dan “idAAA(sy)(gg)”.
Peringkat tersebut diberikan karena surat utang tersebut dijamin penuh oleh Pemerintah Indonesia melalui skema Government Guarantee (gg) dalam rangka mendukung proyek-proyek strategis nasional (PSN).

Peringkat “idAAA(gg)” menunjukkan kemampuan pembayaran kewajiban keuangan yang paling kuat di antara entitas yang dijamin, sehingga risiko gagal bayar dianggap sangat kecil.

 

Kondisi Keuangan Masih Tertekan

Mengacu pada laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), Waskita Karya masih membukukan kerugian bersih sebesar Rp2,14 triliun, meskipun pendapatan meningkat secara moderat dibanding tahun sebelumnya.
Total aset perusahaan tercatat Rp71,1 triliun, dengan total liabilitas Rp56,3 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (DER) melonjak hingga 20 kali, mempertegas tekanan finansial yang dihadapi perseroan.

Dari sisi pendapatan, sekitar 80% kontribusi masih berasal dari bisnis inti konstruksi, sementara sisanya disumbang oleh segmen beton pracetak, jalan tol, properti, dan energi. Ketergantungan tinggi terhadap proyek pemerintah membuat arus kas Waskita relatif volatil.

“Kinerja operasional Waskita belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang berarti, dengan likuiditas yang ketat dan kebutuhan pendanaan yang tinggi untuk proyek infrastruktur berjalan,” ujar seorang analis pasar obligasi di Jakarta.

 

Prospek Pemulihan dan Restrukturisasi

PEFINDO menyebutkan, peringkat Waskita dapat direvisi ke arah positif jika perusahaan berhasil menyelesaikan proses restrukturisasi secara menyeluruh dan memperlihatkan kemampuan memenuhi kewajiban keuangan secara berkelanjutan.

Namun, hingga saat ini proses negosiasi antara manajemen Waskita dan para pemegang obligasi masih berjalan alot.
Pihak manajemen sebelumnya menyampaikan bahwa restrukturisasi tahap akhir akan difokuskan pada skema perpanjangan tenor, konversi sebagian utang menjadi ekuitas, dan penjadwalan ulang pembayaran bunga.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian BUMN juga tengah menyiapkan dukungan lanjutan berupa penyertaan modal negara (PMN) dan restrukturisasi aset nonproduktif agar beban keuangan Waskita lebih terkendali.

“Kami masih melihat perbaikan butuh waktu, karena proses restrukturisasi Waskita melibatkan banyak kreditur dengan kepentingan yang berbeda-beda,” jelas PEFINDO.

 

Implikasi bagi Investor

Dengan status “idSD”, PEFINDO menilai WSKT masih berada dalam kondisi gagal bayar selektif, yang berarti perusahaan masih membayar sebagian kewajibannya tetapi tidak seluruhnya sesuai jadwal.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan volatilitas harga obligasi Waskita di pasar sekunder dan menekan kepercayaan investor terhadap sektor konstruksi BUMN.

Meski demikian, analis menilai masih ada peluang pemulihan jangka menengah jika pemerintah memperkuat dukungan restrukturisasi.
“Investor perlu berhati-hati terhadap obligasi yang belum dijamin pemerintah, karena risikonya masih tinggi hingga restrukturisasi selesai,” ujar seorang analis fixed income dari PT Indo Premier Sekuritas.

 

📊 Data Keuangan Kunci Waskita Karya (per Juni 2025)

Pos Keuangan

Nilai

Aset

Rp71,1 triliun

Liabilitas

Rp56,3 triliun

Ekuitas

Rp2,8 triliun

Laba/Rugi Bersih

-Rp2,14 triliun

DER

20x

Kontribusi Bisnis Konstruksi

80% dari pendapatan

 

Dengan kondisi keuangan yang masih rentan dan restrukturisasi yang belum rampung, PEFINDO menilai risiko kredit Waskita tetap tinggi dalam jangka pendek.
Namun, jika kesepakatan restrukturisasi berhasil dicapai dan arus kas mulai stabil, Waskita berpotensi kembali naik peringkat pada semester pertama 2026.

📑 Sumber: PEFINDO, Laporan Keuangan WSKT, Data Indo Premier Sekuritas, Kementerian BUMN

 

Posting Komentar

0 Komentar