Receh.in — Emiten ritel gaya hidup dan fesyen ternama PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun pada sembilan bulan pertama 2025, tumbuh 5,8% year-on-year (yoy). Kinerja tersebut dinilai sesuai ekspektasi analis dan konsensus, masing-masing mencapai 72% dan 70% dari target setahun penuh, sejajar dengan rerata tiga tahun terakhir di kisaran 71%.
Pendapatan konsolidasi MAPI selama periode yang sama juga tumbuh 8,8% yoy menjadi Rp30 triliun, sejalan dengan panduan perusahaan untuk pertumbuhan “high single digit” di tahun ini.
Margin Laba Kotor Tertekan, Tapi Opex Turun
Menurut laporan riset IPS Research yang disusun oleh Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan, margin laba kotor (gross profit margin/GPM) MAPI turun ke 42,1% (-68bps yoy), terutama karena masih berlanjutnya program diskon dan penurunan harga persediaan (inventory clearance) yang dimulai sejak kuartal II.
Meski begitu, perusahaan berhasil menahan tekanan melalui efisiensi biaya operasional (opex). Opex-to-sales ratio membaik ke 33,9% (-30bps yoy), menghasilkan margin EBIT 8,3% (-38bps yoy) — level yang masih cukup kuat untuk ukuran ritel dengan basis premium dan menengah atas.
Kuartal III: Efisiensi Jadi Penopang
Pada kuartal III-2025, MAPI mencatat penjualan Rp10,5 triliun (+8,9% yoy), ditopang oleh pertumbuhan kuat di segmen specialty +9,9% yoy, terutama dari lini MAP Active (MAPA) yang meliputi merek olahraga global seperti Nike, Adidas, dan Skechers.
Sementara itu, divisi department store turun 2,4% yoy, dan food & beverage (F&B) tumbuh 4,8% yoy, mencerminkan konsumsi domestik yang masih solid.
Meski GPM kuartalan turun ke 41,4% (-44bps yoy) akibat lanjutan diskon inventori, beban operasional turun signifikan ke 33,2% dari penjualan (-68bps yoy), berkat pengendalian biaya sewa (termasuk depresiasi hak guna) serta perlambatan ekspansi toko baru sejak pertengahan tahun.
Dengan efisiensi tersebut, laba bersih kuartal III naik 3,3% yoy menjadi Rp414 miliar, dengan net profit margin (NPM) stabil di 4,0%. Selain itu, inventory days membaik menjadi 142 hari, dari 149 hari di Juni 2025, menandakan mulai pulihnya rotasi stok.
MAPA Masih Tekan Margin, Tapi Prospek Solid
Segmen aktif (MAPA) mencatat pertumbuhan penjualan 13,6% yoy, melampaui pertumbuhan specialty lainnya (+5,3% yoy). Namun, margin kotor segmen ini turun ke 46,1% (-54bps yoy) karena strategi clearance stock yang masih berlanjut hingga kuartal keempat.
IPS memperkirakan aktivitas diskon MAPA akan berakhir di akhir 2025, dengan target menurunkan inventory days dari 198 hari (3Q25) ke 187 hari, setara posisi normal tahun lalu. Artinya, tekanan margin bersifat sementara, dan profitabilitas diperkirakan membaik di 2026.
Rekomendasi: BUY dengan Target Rp1.600
IPS Research mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham MAPI dengan target harga Rp1.600 per saham, berdasarkan valuasi 14,0x FY25F PE, atau -0,5 standar deviasi dari rata-rata lima tahun.
“Kinerja MAPI tetap sehat secara fundamental. Perusahaan berhasil menahan tekanan margin lewat efisiensi biaya, dan potensi pemulihan margin pada 2026 membuat valuasinya masih menarik,” tulis Andrianto dan Nicholas dalam risetnya, Sabtu (1/11).
Risiko utama berasal dari potensi kenaikan biaya operasional dan penjualan yang lebih lemah dari perkiraan, khususnya di segmen department store.
Outlook: Fokus ke Efisiensi dan Digital Retail
Analis menilai MAPI tetap berada pada jalur pertumbuhan jangka menengah berkat strategi omnichannel yang kuat dan ekspansi digital. Dengan kombinasi perbaikan efisiensi, basis konsumen premium, dan manajemen stok yang adaptif, MAPI diperkirakan akan memasuki 2026 dengan margin yang lebih sehat dan valuasi yang lebih kompetitif.

0 Komentar