Receh.in — Emiten energi terintegrasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatat laba bersih sebesar US$86 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2025, turun 69% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).
Meski menurun secara tahunan, kinerja kuartal III-2025 menunjukkan perbaikan signifikan seiring kenaikan volume produksi minyak dan gas (lifting) serta penguatan margin operasi.
Menurut riset IPS Research yang disusun Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, laba bersih tersebut sesuai ekspektasi internal (71%), namun sedikit di bawah konsensus analis (50%).
“Perbedaan dengan konsensus kemungkinan disebabkan oleh asumsi pajak efektif yang terlalu optimistis, bukan karena pelemahan operasional,” tulis IPS dalam riset, Senin (3/11).
Produksi Minyak & Gas Naik Dua Digit
Pendapatan Medco pada 3Q25 naik 7% secara kuartalan (qoq), meski harga jual minyak dan gas (ASP) turun 2%. Kenaikan itu ditopang oleh lonjakan volume lifting minyak sebesar 17% qoq dan gas 16% qoq, setelah peningkatan participating interest Blok Corridor dari 46% menjadi 70%.
Kinerja operasional ini turut mengerek laba kotor dan
EBITDA masing-masing naik 6% dan 11% qoq.
Namun, biaya produksi (cash cost) juga naik menjadi US$9,2 per barel
ekuivalen minyak (boe) atau meningkat 7% qoq, seiring kenaikan
aktivitas lapangan.
Di sisi non-operasional, pendapatan asosiasi menurun
menjadi US$3 juta karena kontribusi lebih kecil dari PT Amman Mineral
Internasional Tbk (AMMN), namun pendapatan lain-lain melonjak menjadi
US$13 juta dari US$4 juta di kuartal sebelumnya.
Jika pos tersebut dikecualikan, laba bersih inti (core net profit) tetap
meningkat tajam +131% qoq menjadi US$35 juta.
AMMN: Produksi Naik, Tapi Rugi Melebar
Anak usaha AMMN, yang kini mengoperasikan smelter
tembaga PMR di Sumbawa, melaporkan rugi bersih US$30 juta pada
kuartal III-2025, melebar dari rugi US$10 juta di 2Q25.
Kendati demikian, pendapatan AMMN melonjak dua kali lipat menjadi US$363
juta didorong penjualan tembaga cathode 47 juta pon (+15% qoq) dan penjualan
emas 43 ribu ons, setelah smelter mulai beroperasi penuh sejak Juli 2025.
Namun, biaya tunai (cash cost) meningkat tajam karena
fase ramp-up produksi, sehingga laba kotor turun 30% qoq. Meski
begitu, biaya operasional berhasil ditekan 43% qoq, membatasi penurunan
EBITDA hanya -4% qoq.
Sayangnya, beban bunga naik 35% qoq, memperlebar rugi bersih.
“AMMN diperkirakan akan memperoleh izin ekspor konsentrat pada kuartal IV-2025, yang dapat memperbaiki profitabilitas jangka pendek,” tulis IPS.
Prospek Cerah di Kuartal IV-2025
IPS menilai outlook MedcoEnergi tetap positif. Perusahaan
menargetkan produksi 155–160 ribu barel ekuivalen per hari (mboepd) pada
2025, lebih tinggi dari capaian 150 mboepd pada 9M25.
Kenaikan ini diharapkan didukung oleh stabilnya operasi Blok Corridor, kinerja
aset gas domestik, dan pemulihan dari unit-unit energi terbarukan
yang baru beroperasi.
“Dengan prospek produksi yang lebih kuat di kuartal IV dan potensi kenaikan margin, kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk MEDC,” kata IPS.
Rekomendasi: BUY, Target Harga Rp1.600 per Saham
IPS mempertahankan rekomendasi BUY dengan target
harga Rp1.600 per saham, sejalan dengan revisi naik estimasi laba FY25F
sebesar +4%.
Katalis utama jangka pendek mencakup peningkatan volume produksi minyak dan
gas, serta stabilisasi margin EBITDA.
Namun, analis mengingatkan sejumlah risiko downside seperti:
- Volume pengiriman AMMN yang lebih rendah dari target,
 - Surplus pasokan minyak global yang menekan harga jual (ASP),
 - Potensi keterlambatan perizinan ekspor konsentrat.
 
Ringkasan Kinerja MedcoEnergi (9M25)
| 
    Indikator  | 
   
    9M25  | 
   
    Perubahan  | 
   
    Keterangan  | 
  
| 
   Laba Bersih (NP)  | 
  
   US$86 juta  | 
  
   -69% yoy  | 
  
   In-line dengan estimasi internal  | 
 
| 
   Pendapatan  | 
  
   +7% qoq  | 
  
   Didukung volume minyak & gas naik  | 
 |
| 
   Lifting Minyak  | 
  
   +17% qoq  | 
  
   Efek peningkatan porsi Blok Corridor  | 
 |
| 
   Lifting Gas  | 
  
   +16% qoq  | 
  
   Permintaan domestik meningkat  | 
 |
| 
   EBITDA  | 
  
   In-line  | 
  
   +11% qoq  | 
  
   Di atas estimasi konsensus  | 
 
| 
   Cash Cost  | 
  
   US$9,2/boe  | 
  
   +7% qoq  | 
  
   Seiring kenaikan aktivitas lapangan  | 
 
| 
   Laba Bersih Inti (Core NP)  | 
  
   US$35 juta  | 
  
   +131% qoq  | 
  
   Eksklusi pendapatan non-operasional  | 
 
Meski laba MedcoEnergi masih tertekan secara tahunan, kinerja operasional membaik signifikan di 3Q25 berkat lonjakan produksi dan efisiensi di level EBITDA. Dengan proyeksi kenaikan produksi di kuartal IV dan potensi pemulihan harga energi, MEDC tetap menarik untuk akumulasi dengan target Rp1.600 per saham.

0 Komentar