Ticker

4/recent/ticker-posts

Investor Berbondong-bondong Buru Aset Safe Haven, Emas Cetak Rekor Tertinggi

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in
| Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, Kamis (16/10), seiring meningkatnya kekhawatiran pasar global terhadap ketegangan dagang AS–China, penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown), serta ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Emas spot naik 0,21% ke USD4.216,40 per ons pada pukul 13.46 WIB, setelah sempat menembus rekor USD4.241,77 per ons di awal sesi. Sementara itu, emas berjangka AS (Desember 2025) juga menguat 0,83% ke USD4.236,40 per ons, menurut laporan Reuters dan Bloomberg dari Bengaluru.

 

Investor Lari ke Safe Haven di Tengah “Perang Dagang Baru”

Reli emas kali ini terjadi di tengah gelombang flight to safety besar-besaran dari investor global yang mulai mengurangi eksposur terhadap aset berisiko seperti saham dan obligasi korporasi. Ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kembali memanas setelah Amerika Serikat menuding China memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earth) — bahan penting dalam industri energi hijau dan semikonduktor.

Sebagai respons, Washington dan Beijing sama-sama menerapkan tarif pelabuhan balasan terhadap kapal-kapal dagang satu sama lain. Langkah ini memperburuk rantai pasok global dan meningkatkan risiko perlambatan ekonomi dunia.

“Pernyataan The Fed yang membuka peluang pemangkasan suku bunga serta komentar keras Presiden Donald Trump yang menyebut kondisi saat ini sebagai ‘perang dagang’ menjadi katalis besar bagi reli emas,” ujar Kyle Rodda, analis OANDA, dalam wawancaranya kepada Reuters.

 

The Fed Bernada Dovish, Shutdown AS Picu Ketidakpastian

Nada dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell minggu ini memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober, disusul langkah serupa pada Desember.
Powell menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi AS mulai kehilangan momentum, dengan pasar tenaga kerja melemah dan inflasi yang bergerak dalam kisaran moderat.

Situasi diperburuk oleh penutupan pemerintahan federal (government shutdown) yang telah berlangsung dua pekan dan menimbulkan kerugian ekonomi sekitar USD15 miliar per pekan, menurut data Departemen Keuangan AS.

“Shutdown ini menciptakan risiko fiskal nyata yang membuat pelaku pasar semakin bergeser ke aset lindung nilai seperti emas,” kata Rodda.

 

Kinerja Emas Melesat 61% Sepanjang 2025

Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak 61%, menandai tahun reli paling tajam dalam lebih dari dua dekade terakhir.
Kenaikan ini ditopang oleh kombinasi faktor fundamental — mulai dari pembelian besar-besaran oleh bank sentral dunia, tren dedolarisasi, hingga arus masuk dana besar ke produk investasi berbasis emas seperti ETF.

Bank ANZ memperkirakan harga emas akan terus menguat hingga mencapai USD4.400 per ons pada akhir 2025, seiring meningkatnya ketidakpastian makroekonomi dan perubahan strategi investasi global.

Kepemilikan di SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, juga naik signifikan menjadi 1.022,6 ton per 15 Oktober 2025, level tertinggi sejak Juli 2022 — tanda bahwa permintaan institusional terhadap emas terus meningkat.

 

Logam Lain Ikut Menguat

Reli emas turut mendorong pergerakan positif pada logam mulia lainnya:

  • Platinum naik 0,5% ke USD1.662,35 per ons,
  • Paladium menguat 0,3% ke USD1.541,33 per ons,
  • Perak spot sedikit terkoreksi 0,09% ke USD52,98 per ons setelah sempat mencetak rekor USD53,60 per ons sehari sebelumnya.

Analis menilai kenaikan perak masih disokong pasokan fisik yang ketat di London dan fenomena short squeeze di pasar spot.

 

Kesimpulan Receh.in

Kenaikan harga emas ke atas USD4.200 per ons mencerminkan ketakutan global terhadap perlambatan ekonomi dan risiko geopolitik, sekaligus menegaskan bahwa emas kembali menjadi jangkar stabilitas portofolio global.

💬 “Investor global kembali mencari perlindungan di balik kilau emas — bukan karena euforia, tetapi karena rasa waspada,”Receh.in Commodity Insight.

Posting Komentar

0 Komentar