📌 Pokok Berita:
- Transaksi pemegang saham di atas 5% (insider activity) pada 7 Oktober 2025 menunjukkan pergerakan campuran antara aksi jual dan beli di beberapa emiten besar.
- Bukalapak (BUKA) dan Emtek (SCMA) mencatat aksi beli signifikan, sementara BCIC, ENRG, dan INOV melepas sebagian kepemilikannya.
- Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan transaksi ini dilakukan oleh investor institusi dan individu besar dengan kepemilikan di atas 5%.
Aktivitas transaksi pemegang saham mayoritas (≥5%) di pasar modal Indonesia pada 7 Oktober 2025 menunjukkan dinamika menarik. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dirilis pada 8 Oktober 2025, sejumlah investor besar melakukan aksi jual dan beli saham, menandakan adanya penyesuaian portofolio di tengah volatilitas pasar.
Beberapa emiten besar yang menjadi sorotan antara lain Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan Elang Mahkota Teknologi Tbk (SCMA) yang mencatat aksi beli, serta JTrust Bank (BCIC), Energi Mega Persada (ENRG), dan Inovisi Infracom (INOV) yang justru mencatat aksi jual.
Berikut rangkuman lengkap transaksi insider activity per 7 Oktober 2025:
📊 Daftar Transaksi Pemegang Saham ≥5% (Per 7 Oktober 2025)
Kode Saham |
Aksi |
Nama Pemegang Saham |
Perubahan (Lembar) |
Kepemilikan Awal → Akhir |
BCIC |
Sell |
JTrust Asia Pte. Ltd. |
-80.380.000 |
19,11% → 18,67% |
BUKA |
Buy |
Bukalapak.com Tbk |
+234.340.000 |
8,79% → 9,02% |
BUMI |
Sell |
HSBC - Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp |
-45.000.000 |
9,06% → 9,05% |
ENRG |
Sell |
Bakrie Kalila Investment |
-218.750.000 |
6,11% → 5,27% |
INOV |
Sell |
Sandiana Soemarko |
-14.700.000 |
11,13% → 10,32% |
INPP |
Sell |
CGS International Securities Singapore Pte Ltd |
-115.200 |
8,32% → 8,31% |
INTP |
Buy |
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk |
+207.000 |
5,97% → 5,98% |
PTRO |
Sell |
Caraka Reksa Optima |
-900.000 |
26,53% → 26,52% |
SCMA |
Buy |
Elang Mahkota Teknologi (Emtek Group) |
+37.950.000 |
67,28% → 67,33% |
Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), rilis 8 Oktober 2025
🧩 Aksi Beli: Bukalapak dan Emtek Tambah Posisi
Aksi beli terbesar dilakukan oleh Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang menambah 234,34 juta lembar saham miliknya sendiri, sehingga porsi kepemilikan naik dari 8,79% menjadi 9,02%. Langkah ini diperkirakan bagian dari strategi buyback untuk memperkuat posisi harga saham setelah periode pelemahan di kuartal sebelumnya.
Selain itu, Elang Mahkota Teknologi Tbk (SCMA) — induk usaha media dan digital Grup Emtek — juga menambah 37,95 juta saham, menaikkan kepemilikan dari 67,28% menjadi 67,33%. Kenaikan kecil ini dinilai sebagai upaya memperkokoh kontrol terhadap lini bisnis konten digital SCMA yang tengah berkembang agresif di sektor streaming dan iklan digital.
💸 Aksi Jual: JTrust, Bakrie Group, dan Investor Individu
Sebaliknya, sejumlah pemegang saham besar melakukan aksi divestasi sebagian sahamnya.
- JTrust Asia Pte. Ltd. menjual 80,38 juta saham JTrust Bank (BCIC), menurunkan kepemilikan dari 19,11% menjadi 18,67%. Aksi ini diperkirakan sebagai langkah pengelolaan portofolio setelah valuasi saham perbankan mengalami kenaikan.
- Bakrie Kalila Investment, entitas terafiliasi Grup Bakrie, melepas 218,75 juta saham Energi Mega Persada (ENRG), menurunkan porsi kepemilikan dari 6,11% menjadi 5,27%.
- Di sisi lain, Sandiana Soemarko — investor individu di Inovisi Infracom (INOV) — menjual 14,7 juta saham, memangkas kepemilikan dari 11,13% menjadi 10,32%.
Langkah-langkah ini menunjukkan adanya pergeseran posisi strategis, baik untuk kebutuhan likuiditas maupun realisasi keuntungan setelah reli harga di beberapa saham energi dan digital.
⚖️ Stabilitas dan Tren Kepemilikan
Transaksi kecil juga terlihat pada Indocement (INTP) yang menambah 207 ribu lembar saham (naik ke 5,98%), serta Caraka Reksa Optima yang sedikit mengurangi kepemilikan di Petrosea (PTRO). Kedua transaksi ini menunjukkan aktivitas normal pemegang saham besar, tanpa indikasi perubahan strategis signifikan.
Analis pasar modal menilai bahwa tren transaksi insider ini mencerminkan rebalancing alami menjelang akhir tahun. “Investor institusi besar biasanya menyesuaikan portofolio untuk menjaga rasio aset terhadap kinerja pasar sebelum laporan keuangan tahunan,” ujar seorang analis dari sekuritas asing di Jakarta.
Dengan aktivitas jual-beli yang berimbang, pasar menilai pergerakan ini masih dalam batas wajar, tanpa indikasi tekanan besar di sisi permintaan maupun penawaran saham unggulan.
0 Komentar