Receh.in – Harga Bitcoin (BTC) terus melanjutkan reli penguatan selama tujuh hari terakhir, didorong oleh meningkatnya optimisme pasar terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data coinmarketcap, harga BTC pada Selasa (11/11/2025) pukul 12.46 WIB tercatat naik 0,60% dalam sepekan ke level US$105.364. Sejumlah analis memperkirakan, reli ini berpotensi berlanjut hingga menembus level psikologis baru US$110.000.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut bahwa peristiwa ekonomi di AS menjadi katalis utama pergerakan aset digital minggu ini. Menurutnya, data penting seperti consumer price index (CPI) dan angka pengangguran AS akan sangat menentukan arah pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat. “Bitcoin kini mendekati US$106.000, dan data makro tersebut akan menjadi penentu apakah harga mampu menembus level psikologis US$110.000,” ujarnya dalam riset, Selasa (11/11/2025).
Sentimen The Fed dan Aksi Whale Jadi Penggerak Pasar
Kenaikan harga Bitcoin terjadi di tengah gejolak pasar kripto global menyusul isyarat The Federal Reserve (The Fed) yang akan melonggarkan kebijakan quantitative easing (QE) mulai Desember 2025. Fyqieh menjelaskan, “Kemungkinan pernyataan The Fed terkait pelonggaran QE dapat membuka arus likuiditas baru ke aset digital.”
Sebagai catatan, QE adalah kebijakan bank sentral untuk menambah likuiditas sistem keuangan dengan membeli surat utang pemerintah dan obligasi berbasis hipotek dari pasar. Kebijakan ini membuat uang tunai mengalir ke sektor perbankan, menurunkan suku bunga, dan meningkatkan akses kredit. The Fed sebelumnya menggunakan QE secara besar-besaran saat krisis keuangan 2008 dan pandemi COVID-19 untuk menstabilkan pasar.
Langkah The Fed kali ini menjadi sinyal pembalikan arah setelah hampir dua tahun menjalankan quantitative tightening (QT) — kebijakan kebalikannya yang mengurangi jumlah uang beredar dan cenderung menekan harga aset berisiko seperti kripto. Dengan dihentikannya QT mulai 1 Desember 2025, pasar menilai akan ada gelombang likuiditas baru yang dapat mengalir ke aset digital, terutama Bitcoin dan Ethereum.
Selain faktor makroekonomi, pasar kripto juga digerakkan oleh aktivitas besar para whale, yaitu entitas atau individu dengan kepemilikan aset kripto dalam jumlah sangat besar. Dalam 24 jam terakhir, pasar mencatat lonjakan kapitalisasi hingga 4%, dipicu oleh pergerakan jutaan dolar aset kripto di bursa. “Whale Bitcoin mengirim lebih dari US$110 juta ke bursa kripto, sementara dompet baru menarik US$2,9 juta aset LINK. Ini menandakan strategi yang beragam di antara pemain besar,” jelas Fyqieh.
Beberapa whale disebut mengambil posisi long di Ethereum (ETH) dan meraup keuntungan besar, sementara sebagian lainnya melakukan aksi jual di Bitcoin untuk mengamankan profit jangka pendek. Aksi cepat para whale ini memicu volatilitas tajam di pasar derivatif, di mana sejumlah trader besar mencatatkan kerugian jutaan dolar karena posisi short yang terbuka di saat pasar justru berbalik naik.
Secara keseluruhan, sentimen pelonggaran kebijakan The Fed dan meningkatnya arus dana ke aset digital menjadi kombinasi katalis positif bagi pasar kripto. Jika tren ini berlanjut, analis menilai Bitcoin berpeluang menembus level US$110.000 dalam waktu dekat, sekaligus mencetak rekor harga baru untuk kuartal IV/2025.

0 Komentar